Potensi Daerah
Palembang
Kota Palembang adalah ibu kota provinsi Sumatra Selatan. Palembang adalah kota terbesar kedua di Sumatra setelah Medan. Kota
Palembang memiliki luas wilayah 358,55 km²
yang dihuni 1.573.898 jiwa (2018) dengan
kepadatan penduduk 4.800 per km². Diprediksikan pada tahun 2030 mendatang kota ini akan dihuni 2,5 Juta orang.
Jumlah Penduduk
Menurut Kecamatan dan Jenis Kelamin di Kota Palembang Tahun 2017
|
|
Mayoritas Warga Sumsel Bekerja di Sektor Pertanian
Sektor pertanian masih
menjadi tumpuan lapangan pekerjaan di Sumatera Selatan dibandingkan
sektor-sektor lain dengan serapan mencapai 1,9 juta orang. Kepala Badan Pusat
Statistik (BPS) Sumsel Yos Rusdiansyah di Palembang, Jumat, mengatakan, angka
ini sesuai dengan potensi daerah yang memiliki luas areal pertanian sekitar 774
ribu hektare.
Potensi sumber daya
pertanian di Sumsel terbilang cukup menonjol dengan memproduksi per tahunnya
untuk padi mencapai 4,2 juta ton, jagung 289 ribu ton, kedelai 16 ribu ton,
kelapa sawit (CPO) 2,718 juta ton, kopi (biji kering) 135,2 ribu ton, kelapa 65
ribu ton. Selain sektor pertanian, dua sektor lainnya juga banyak menyerap
tenaga kerja yakni sektor perdagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan
sepeda motor serta industri pengolahan. Di sektor perdagangan terdapat 688.000
orang tenaga kerja, dan industri pengolahan mencapai 279.300 orang. Jumlah
penduduk yang pada tiap sektor menunjukkan kemampuan sektor tersebut dalam
penyerapan tenaga kerja. Hanya saja, terjadi penurunan serapan di sektor
pertanian di mana tahun lalu mencapai 49,20 persen. Sementara dua sektor
lainnya, yakni industri pengolahan dan perdagangan menunjukkan peningkatan
serapan. Sementara itu, jumlah angkatan kerja di Sumsel pada Februari 2018
sendiri mencapai 4,37 juta orang. Bertambah sebanyak 124.100 orang atau naik
2,84 persen dibandingkan Februari 2017.
Pariwisata
Objek
wisata
- Sungai
Musi, sungai sepanjang sekitar 750 km yang membelah Kota Palembang
menjadi dua bagian yaitu Seberang Ulu dan seberang Ilir ini merupakan
sungai terpanjang di Pulau Sumatra. Sejak dahulu Sungai Musi telah menjadi
urat nadi perekonomian di Kota Palembang dan Provinsi Sumatra Selatan. Di
sepanjang tepian sungai ini banyak terdapat objek wisata seperti Jembatan
Ampera, Benteng Kuto Besak, Museum Sultan Mahmud Badaruddin II, Pulau
Kemaro, Pasar 16 Ilir, rumah Rakit, kilang minyak Pertamina, pabrik pupuk
PUSRI, pantai Bagus Kuning, Jembatan Musi II, Masjid Al Munawar, dll
- Jembatan
Ampera, sebuah jembatan megah sepanjang 1.177 meter yang melintas di atas
Sungai Musi yang menghubungkan daerah Seberang Ulu dan Seberang Ilir ini
merupakan ikon Kota Palembang. Jembatan ini dibangun pada tahun 1962 dan
dibangun dengan menggunakan harta rampasan Jepang serta tenaga ahli dari
Jepang.
- Masjid
Agung Sultan Mahmud Badaruddin I Palembang, terletak di pusat Kota
Palembang, masjid ini merupakan masjid terbesar di Sumatra Selatan dengan
kapasitas 15.000 jemaah.
- Benteng
Kuto Besak, terletak di tepian Sungai Musi dan berdekatan dengan Jembatan
Ampera, Benteng ini merupakan salah satu bangunan peninggalan Kesultanan
Palembang Darussalam. Di bagian dalam benteng terdapat kantor kesehatan
Kodam II Sriwijaya dan rumah sakit. Benteng ini merupakan satu-satunya
benteng di Indonesia yang berdinding batu dan memenuhi syarat perbentengan
/ pertahanan yang dibangun atas biaya sendiri untuk keperluan pertahanan dari
serangan musuh bangsa Eropa dan tidak diberi nama pahlawan Eropa.
- Masjid Cheng Ho
Palembang,sebenarnya bernama
Masjid Al Islam Muhammad Cheng Hoo Sriwijaya Palembang adalah Masjid
bernuansa Muslim Tionghoa yang berlokasi di Jakabaring Palembang.
·
Pulau Kemaro, merupakan sebuah Delta kecil di Sungai Musi, terletak
sekitar 6 km dari Jembatan Ampera.
Pulau Kemaro terletak di daerah industri, yaitu di
antara Pabrik Pupuk Sriwijaya dan Pertamina Plaju dan Sungai
Gerong. Posisi Pulau Kemaro adalah agak ke timur dari pusat
Kota Palembang.
Pulau Kemaro adalah tempat rekreasi yang terkenal di Sungai Musi. Di tempat ini
terdapat sebuah vihara cina (klenteng Hok Tjing
Rio). Di Pulau Kemaro ini juga terdapat kuil Buddha yang sering
dikunjungi umat Buddha untuk berdoa atau
berziarah ke makam. Di sana juga sering diadakan acara Cap Go Meh setiap
Tahun Baru Imlek.
Seni dan budaya
- Festival perahu hias dan lomba bidar
di Sungai Musi.
· Sejarah tua Palembang serta
masuknya para pendatang dari wilayah lain, telah menjadikan kota ini sebagai
kota multi-budaya. Sempat kehilangan fungsi sebagai pelabuhan besar, penduduk
kota ini lalu mengadopsi budaya Melayu pesisir, kemudian Jawa. Sampai sekarang
pun hal ini bisa dilihat dalam budayanya. Salah satunya adalah bahasa.
Kata-kata seperti "lawang (pintu)", "gedang (pisang)",
adalah salah satu contohnya. Gelar kebangsawanan pun bernuansa Jawa, seperti
Raden Mas/Ayu. Makam-makam peninggalan masa Islam pun tidak berbeda bentuk dan
coraknya dengan makam-makam Islam di Jawa.
- Kesenian
Dul Muluk (pentas drama tradisional khas Palembang)
- Tari-tarian
seperti Gending Sriwijaya yang diadakan sebagai penyambutan kepada
tamu-tamu dan tari Tanggai yang diperagakan dalam resepsi pernikahan
- Syarofal
Anam adalah kesenian Islami yang dibawa oleh para saudagar Arab dulu, dan
menjadi terkenal di Palembang oleh KH. M Akib, Ki Kemas H. Umar dan S.
Abdullah bin Alwi Jamalullail
- Lagu
Daerah seperti Melati Karangan, Dek Sangke, Cuk Mak Ilang, Dirut dan
Ribang Kemambang
- Rumah
Adat Palembang adalah Rumah Limas dan Rumah Rakit
·
Selain itu Kota Palembang
menyimpan salah satu jenis tekstil terbaik di dunia yaitu kain songket. Kain
songket Palembang merupakan salah satu peninggalan Kerajaan Sriwijaya dan di
antara keluarga kain tenun tangan kain ini sering disebut sebagai Ratunya Kain.
·
Kota Palembang juga selalu
mengadakan berbagai festival setiap tahunnya antara lain "Festival
Sriwijaya" setiap bulan Juni dalam rangka memperingati Hari Jadi Kota
Palembang, Festival Bidar dan Perahu Hias merayakan Hari Kemerdekaan, serta
berbagai festival memperingati Tahun Baru Hijriah, Bulan Ramadhan dan Tahun Baru
Masehi.
Makanan khas
- Pempek, makanan khas Palembang yang telah terkenal di seluruh Indonesia. Dengan menggunakan bahan dasar utama daging ikan dan sagu, masyarakat Palembang telah berhasil mengembangkan bahan dasar tersebut menjadi beragam jenis pempek dengan memvariasikan isian maupun bahan tambahan lain seperti telur ayam, kulit ikan, maupun tahu pada bahan dasar tersebut. Ragam jenis pempek yang terdapat di Palembang antara lain pempek kapal selam, pempek lenjer, pempek keriting, pempek adaan, pempek kulit, pempek tahu, pempek pistel, pempek udang, pempek lenggang, pempek panggang, pempek belah dan pempek otak - otak. Sebagai pelengkap menyantap pempek, masyarakat Palembang biasa menambahkan saus kental berwarna kehitaman yang terbuat dari rebusan gula merah, cabe dan udang kering yang oleh masyarakat setempat disebut saus cuka (cuko).
- Tekwan,
makanan khas Palembang dengan tampilan mirip sup ikan berbahan dasar
daging ikan dan sagu yang dibentuk kecil - kecil mirip bakso ikan yang
kemudian ditambahkan kaldu udang sebagai kuah, serta soun dan jamur kuping
sebagai pelengkap.
- Pindang ikan patin khas Palembang,
rasanya pedas, asam, dan gurih.
- Model,
mirip tekwan tetapi bahan dasar daging ikan dan sagu dibentuk menyerupai
pempek tahu kemudian dipotong kecil kecil dan ditambah kaldu udang sebagai
kuah serta soun sebagai pelengkap. Ada 2 jenis model, yakni Model Ikan
(Model Iwak) dan Model Gandum (Model Gendum).
- Laksan,
berbahan dasar pempek lenjer tebal, dipotong melintang dan kemudian
disiram kuah santan pedas.
- Celimpungan,
mirip laksan, hanya saja adonan pempek dibentuk mirip tekwan yang lebih
besar dan disiram kuah santan.
- Mie
Celor, berbahan dasar mie kuning dengan ukuran agak besar mirip mie soba
dari Jepang, disiram dengan kuah kental kaldu udang dan daging udang.
- Burgo,
berbahan dasar tepung beras dan tepung sagu yang dibentuk mirip dadar
gulung yang kemudian diiris, dinikmati dengan kuah santan.
- Lakso,
berbahan dasar tepung beras, mirip Burgo, namun bertekstur mie.
- Martabak
HAR,adalah makanan Khas dari India yang di bawah oleh Haji Abdul Razak.
Berbahan dasar tepung terigu, yang diberi telur bebek dan telur
ayam,kuahnya berbahan kari kambing yang dicampur kentang.
- Pindang
Patin, salah satu makanan khas Palembang yang berbahan dasar daging ikan
patin yang direbus dengan bumbu pedas dan biasanya ditambahkan irisan buah
nanas untuk memberikan rasa segar. Nikmat disantap dengan nasi putih
hangat, rasanya gurih, pedas dan segar.
- Pindang
Tulang, berbahan dasar tulang sapi dengan sedikit daging yang masih
menempel dan sumsum di dalam tulang, direbus dengan bumbu pedas, sama
halnya dengan pindang patin, makanan ini nikmat disantap sebagai lauk
dengan nasi putih hangat.
- Malbi,
mirip rendang, hanya rasanya agak manis, berkuah dan gurih.
- Tempoyak,
makanan khas Palembang yang berbahan dasar daging durian yang ditumis
beserta irisan cabai dan bawang, bentuknya seperti saus dan biasa disantap
sebagai pelengkap makanan, rasanya unik dan gurih.
- Otak-otak,
varian pempek yang telah tersebar di seluruh Indonesia, berbahan dasar
mirip pempek yang dicocol dengan kuah santan dan kemudian dibungkus daun
pisang, dimasak dengan cara dipanggang di atas bara api dan biasa disantap
dengan saus cabai / kacang.
- Kemplang,
berbahan dasar pempek lenjer, diiris tipis dan kemudian dijemur hingga
kering. Setelah kering kemplang dapat dimasak dengan cara digoreng atau
dipanggang hingga mengembang.
- Kerupuk,
mirip kemplang, hanya saja adonan dibentuk melingkar, dijemur, kemudian
digoreng.
- Kue
Maksubah, kue khas Palembang yang berbahan dasar utama telur bebek dan
susu kental manis. Dalam pembuatannya telur yang dibutuhkan dapat mencapai
sekitar 28 butir. Adonan kemudian diolah mirip adonan kue lapis. Rasanya
enak, manis dan legit. Kue ini dipercaya sebagai salah satu sajian istana Kesultanan
Palembang yang seringkali disajikan sebagai sajian untuk tamu kehormatan.
Namun saat ini kue maksubah dapat ditemukan di seluruh Palembang dan
sering disajikan saat hari raya.
- Kue
Delapan Jam dengan adonan mirip kue maksubah, kue ini sesuai dengan
namanya karena dalam proses pembuatannya membutuhkan waktu delapan jam.
Kue khas Palembang ini juga sering disajikan sebagai sajian untuk tamu
kehormatan dan sering disajikan pada hari raya.
- Kue
Srikayo berbahan dasar utama telur dan daun pandan, berbentuk mirip
puding. Kue berwarna hijau ini biasanya disantap dengan ketan dan memiliki
rasa manis dan legit.
Referensi:
https://id.wikipedia.org/wiki/Kota_Palembang
(diakses pada tanggal 27/07/2019 pukul 16:34)
https://palembangkota.bps.go.id/dynamictable/2018/12/07/74/jumlah-penduduk-menurut-kecamatan-dan-jenis-kelamin-di-kota-palembang-tahun-2017.html
(diakses pada tanggal 27/07/2019 pukul 16:46)
https://id.wikipedia.org/wiki/Masjid_Cheng_Ho_Palembang
(diakses pada tanggal 27/07/2019 pukul 17:58)
https://id.wikipedia.org/wiki/Pulau_Kemaro
(diakses pada tanggal 29/07/2019 pukul 08:21)
Komentar
Posting Komentar